Aku tidak pernah tahu kelak akan jadi apa Aku dimasa yang akan datang, yang jadi pijakkanku saat ini adalah impian. Jika kita tidak pernah bermimpi mungkin kita tidak akan pernah tahu kemana kaki ini akan melangkah. Impianku selalu berubah ketika impian sebelumnya telah berhasil kugapai, seperti angin yang kadang menyejukkan dan bisa saja bertipu kencang. Bukannya menyia-nyiakan yang telah kudapati, tapi inilah hidup, Aku tidak bisa berpijak pada satu impian saja, impian yang akan terus membuatku tumbuh.
Terlahir sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara, membuatku sadar bahwa hidup tak sepenuhnya dapat kita atur sesuai dengan keinginan kita, hidup bukanlah untuk kita sendiri melainkan harus berbagi. Hal itu yang membuat setiap impianku haruslah juga mampu menghadirkan kebahagiaan untuk orang-orang terdekatku. Dan kini diusiaku yang telah menginjak dua puluh dua, Aku sadar banyak yang harus kulakukan dan banyak impianku yang harus kuusahakan menjadi nyata.
Win, Windri Wahyuni lengkapnya, itulah namaku yang terlahir di Jakarta pada bulan kesembilan dihari ke delapan belas dua puluh dua tahun silam. Banyak yang mengatakan Aku adalah sosok yang sangat cerewet, mungkin ini disebabkan kerena kegemaranku berbicara dengan nada cepat yang terkadang Akupun tak menyadarinya.
Kata-kata, entahlah apa yang membuatku tertarik dengannya. Namun dari setiap kumembaca buku, menonton suatu film, mengamati iklan-iklan hingga mendengarkan lirik dari setiap bait lagu, Aku selalu merasa seperti ada gejolak dalam otakku untuk dapat merangkai kata-kata seperti itu. Aku sadari kekuranganku yang tidak pernah dapat menulis dengan benar, dari yang selalu kurang satu huruf hingga akhirnya menuntutku untuk selalu mengeja dalam menulis sesuatu atau pemeriksaan berulang-ulang. Bagiku itu bukanlah suatu hambatan untukku menggapai mimpi menjadi seorang penulis.
Oleh karenanya kuberanikan diriku mengikuti suatu organisasi di kampusku Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), suatu oraganisai pers tepatnya, Diamma. Meski awalnya sempat berselisih paham dengan kedua orangtuaku, toh..pada akhirnya dapat kubuktikan pada mereka bahwa akhirnya Aku bisa, hingga jabatan sebagai Pemimpin Redaksi pun dapat kupegang, setelah dua tahun sebulumnya hanya menjadi seorang reporter.
Setelah menyicipi dunia penulisan dalam berita, Aku pun mencoba memberanikan diri untuk menjadi seorang penulis naskah iklan. Suatu hal baru yang sangat sedikit sekali kudapatkan ilmunya melalui bangku kuliah, berbeda jauh saat Aku belajar jurnalistik, dimana Aku dapat memperolehnya dengan mudah ketika mengikuti diskusi, seminar dengan kawan-kawan pers, bukan dari bangku kuliah.
Karena kurangnya pengetahuan akan penulisan naskah iklan, maka Aku pun mencari sebuah tempat dimana Aku dapat belajar banyak, advertising agency. LOWE-DRAFT, empat bulan lamanya Aku bekerja sekaligus belajar menjadi seorang penulis naskah iklan (copywriter), banyak hal mengenai dunia periklanan dan juga pembuatan naskah iklan kudapati disana namun entahlah masih belum ada kepuasan untukku selama melakukannya. Mungkin inilah impianku yang tersulit saat ini, menjadi seorang copywriter yang mampu menghasilkan iklan dengan kata-kata yang tepat atau dengan ide-ide yang hebat.
Belajar-belajar dan terus belajar tanpa pernah berhenti, berlatih dan terus berlatih. Aku yakin suatu saat impianku itu dapat kuwujudkan hanya tinggal menunggu waktu dan peluang. Oleh karenanya Aku tidak akan pernah berhenti bermimpi dan berjuang untuknya.
Terlahir sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara, membuatku sadar bahwa hidup tak sepenuhnya dapat kita atur sesuai dengan keinginan kita, hidup bukanlah untuk kita sendiri melainkan harus berbagi. Hal itu yang membuat setiap impianku haruslah juga mampu menghadirkan kebahagiaan untuk orang-orang terdekatku. Dan kini diusiaku yang telah menginjak dua puluh dua, Aku sadar banyak yang harus kulakukan dan banyak impianku yang harus kuusahakan menjadi nyata.
Win, Windri Wahyuni lengkapnya, itulah namaku yang terlahir di Jakarta pada bulan kesembilan dihari ke delapan belas dua puluh dua tahun silam. Banyak yang mengatakan Aku adalah sosok yang sangat cerewet, mungkin ini disebabkan kerena kegemaranku berbicara dengan nada cepat yang terkadang Akupun tak menyadarinya.
Kata-kata, entahlah apa yang membuatku tertarik dengannya. Namun dari setiap kumembaca buku, menonton suatu film, mengamati iklan-iklan hingga mendengarkan lirik dari setiap bait lagu, Aku selalu merasa seperti ada gejolak dalam otakku untuk dapat merangkai kata-kata seperti itu. Aku sadari kekuranganku yang tidak pernah dapat menulis dengan benar, dari yang selalu kurang satu huruf hingga akhirnya menuntutku untuk selalu mengeja dalam menulis sesuatu atau pemeriksaan berulang-ulang. Bagiku itu bukanlah suatu hambatan untukku menggapai mimpi menjadi seorang penulis.
Oleh karenanya kuberanikan diriku mengikuti suatu organisasi di kampusku Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), suatu oraganisai pers tepatnya, Diamma. Meski awalnya sempat berselisih paham dengan kedua orangtuaku, toh..pada akhirnya dapat kubuktikan pada mereka bahwa akhirnya Aku bisa, hingga jabatan sebagai Pemimpin Redaksi pun dapat kupegang, setelah dua tahun sebulumnya hanya menjadi seorang reporter.
Setelah menyicipi dunia penulisan dalam berita, Aku pun mencoba memberanikan diri untuk menjadi seorang penulis naskah iklan. Suatu hal baru yang sangat sedikit sekali kudapatkan ilmunya melalui bangku kuliah, berbeda jauh saat Aku belajar jurnalistik, dimana Aku dapat memperolehnya dengan mudah ketika mengikuti diskusi, seminar dengan kawan-kawan pers, bukan dari bangku kuliah.
Karena kurangnya pengetahuan akan penulisan naskah iklan, maka Aku pun mencari sebuah tempat dimana Aku dapat belajar banyak, advertising agency. LOWE-DRAFT, empat bulan lamanya Aku bekerja sekaligus belajar menjadi seorang penulis naskah iklan (copywriter), banyak hal mengenai dunia periklanan dan juga pembuatan naskah iklan kudapati disana namun entahlah masih belum ada kepuasan untukku selama melakukannya. Mungkin inilah impianku yang tersulit saat ini, menjadi seorang copywriter yang mampu menghasilkan iklan dengan kata-kata yang tepat atau dengan ide-ide yang hebat.
Belajar-belajar dan terus belajar tanpa pernah berhenti, berlatih dan terus berlatih. Aku yakin suatu saat impianku itu dapat kuwujudkan hanya tinggal menunggu waktu dan peluang. Oleh karenanya Aku tidak akan pernah berhenti bermimpi dan berjuang untuknya.
No comments:
Post a Comment