Tentunya kita pernah mendengar tentang seekor itik buruk rupa, dimana Ia berada, Ia selalu menjadi bahan ejekkan karena wajahnya yang buruk, meskipun sedih Ia tidak pernah berhenti berjuang untuk hidupnya hingga suatu hari Ia melihat sekumpulan angsa-angsa yang sedang terbang di atas danau. Ia begitu mengagumi angsa-angsa yang berbulu putih itu, hingga Ia bermimpi untuk dapat terbang seperti angsa-angsa itu. Diapun dengan sengaja mengepakkan sayapnya, dan tak lama kemudian Iapun dapat terbang bersama angsa-angsa tersebut. Ratu Angsa yang sedang berada di danau melihatnya, dan Iapun terkejut sang pangeran yang selama ini hilang akhirnya ditemukan.
***
Seekor anak burung sedang berdiri di ujung dahan pohon, sayapnya direntangkan lebar-lebar, matanya terpejam,”satu…dua..tiga..”katanya. Sayapnyapun mulai Ia kepakkan, sekali..., dua kali..., tiga kali..., tubuhnya melayang sesaat untuk kemudian terjatuh lagi…Ini sudah kesekian kalinya anak burung itu mencoba untuk terbang, meskipun gagal ia tidak pernah menyerah. Si ibu yang melihat usahanya tidak pernah berhenti memberi semangat padanya. Setelah beberapa hari beristirahat karena luka-luka akibat terjatuh, Ia kembali mencoba untuk terbang lagi, kali ini ia telah siap. Selama beristirahat Ia berusaha mempelajari semua kekurangan-kekurangannya, dan mendengarkan semua nasehat dari kedua orang tuanya. Dan kali ini Ia telah benar-benar siap untuk mencoba lagi.
“Satu..dua..tiga..” sayap kecilnya dikepakan dan akhirnya burung kecil itu berhasil untuk terbang, meskipun keseimbangannya masih kurang, kini ia telah bisa melayang di langit luas. “Ibu lihat aku bisa terbang..”katanya gembira.
***
Disaat Aku pertama kali belajar fotografi, tidak ada satu fotopun yang jadi, yang ada hanyalah sebuah rol film kosong tanpa ada potongan gambar sekalipun. Teman-temanku yang melihatnya hanya bisa tertawa, tapi itu tidak lama, karena setelah beberapa kali gagal dan banyak kekurangan pada foto-foto yang kuhasilkan bahkan sempat menyerah dan berhenti untuk beberapa lama, akhirnya kuberanikan diri untuk kembali mempelajarinya. Hingga akhirnya Aku mendapat nilai yang sangat memuaskan di mata kuliah fotografi.
Sama halnya ketika Aku pertama kali masuk menjadi reporter sebuah majalah kampus, Aku mendapat tugas untuk melakukan peliputan sekaligus penulisan berita pada secarik kertas, dan kemudian yang terjadi hanyalah kekacauan. Semua pelajaran yang telah diberikan oleh senior-seniorku serasa hilang, otak ini tak mampu berpikir disaatku hendak menuliskan hasil liputanku, dan jadilah sebuah berita dengan penulisan yang buruk. Namun seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak peliputan semakin banyak penulisan, dan disaat itulah Aku sadari apa-apa saja kekuranganku dari mulai peliputan dengan menggunakan catatan ketimbang merekamnya lewat sebuah alat perekam hingga menulis berita langsung pada komputer ketimbang menuliskannya terlebih dahulu pada secarik kertas.
Dari sinilah keinginanku berkembang dari sekedar ingin menulis berita, Akupun ingin belajar mengenai penulisan naskah iklan. Ya..kuakui keinginanku kali ini agak sedikit terpengaruh dengan teman-temanku yang mayoritas mendalami dunia periklanan. Sok tau mungkin lebih tepatnya, hingga suatu keputusan kuambil ditengah masa kuliah untuk berpindah jurusan ke periklanan. Walau pada awalnya sempat ragu, namun karena banyak teman-temanku yang mendukung alhasil kuberanikan diri untuk melakukan praktek kerja lapangan disebuah perusahaan periklanan sebagai penulis naskah iklan (copywriter bahasa canggihnya). Entahlah setelah terjebur didalamnya ternyata Aku menikmatinya, walau kuakui sangat jauh berbeda dengan menulis berita atau naskah film, tapi entah ada suatu kebanggaan ketika melakukannya. Sesuatu yang menantang dan sangat sulit untuk mencapai kata puas dalam diriku hingga rasanya ingin kutenggelam lebih dalam, hingga akhirnya kumenemukan sesuatu yang kucari selama ini.
***
Akupun hampir sama dengan si itik buruk rupa ataupun si burung kecil, dimana setiap impian, setiap cita-cita, setiap keinginan, setiap usaha yang kulakukan terkadang kurang mendapat dukungan yang ada hanya kata-kata yang menjatuhkan. Meskipun demikian aku masih beruntung karena masih ada beberapa orang-orang yang mempercayai bahwa jika aku terus berusaha pasti akan berhasil. Dan itulah yang seolah menjadi beban tersendiri bagiku untuk tidak mengecewakan mereka. Namun dari kesemuanya, aku menyadari bahwa setiap keinginan tidak mungkin dapat terwujud dengan mudah, diperlukan usaha keras untuk mencapainya baik itu lewat kegagalan, sebuah pembelajaran, dan juga dukungan serta kepercayaan dari orang-orang terdekat. Tanpa itu semua, mungkin apa yang telah Aku dapatkan tidak akan berarti apa-apa.
***
Seekor anak burung sedang berdiri di ujung dahan pohon, sayapnya direntangkan lebar-lebar, matanya terpejam,”satu…dua..tiga..”katanya. Sayapnyapun mulai Ia kepakkan, sekali..., dua kali..., tiga kali..., tubuhnya melayang sesaat untuk kemudian terjatuh lagi…Ini sudah kesekian kalinya anak burung itu mencoba untuk terbang, meskipun gagal ia tidak pernah menyerah. Si ibu yang melihat usahanya tidak pernah berhenti memberi semangat padanya. Setelah beberapa hari beristirahat karena luka-luka akibat terjatuh, Ia kembali mencoba untuk terbang lagi, kali ini ia telah siap. Selama beristirahat Ia berusaha mempelajari semua kekurangan-kekurangannya, dan mendengarkan semua nasehat dari kedua orang tuanya. Dan kali ini Ia telah benar-benar siap untuk mencoba lagi.
“Satu..dua..tiga..” sayap kecilnya dikepakan dan akhirnya burung kecil itu berhasil untuk terbang, meskipun keseimbangannya masih kurang, kini ia telah bisa melayang di langit luas. “Ibu lihat aku bisa terbang..”katanya gembira.
***
Disaat Aku pertama kali belajar fotografi, tidak ada satu fotopun yang jadi, yang ada hanyalah sebuah rol film kosong tanpa ada potongan gambar sekalipun. Teman-temanku yang melihatnya hanya bisa tertawa, tapi itu tidak lama, karena setelah beberapa kali gagal dan banyak kekurangan pada foto-foto yang kuhasilkan bahkan sempat menyerah dan berhenti untuk beberapa lama, akhirnya kuberanikan diri untuk kembali mempelajarinya. Hingga akhirnya Aku mendapat nilai yang sangat memuaskan di mata kuliah fotografi.
Sama halnya ketika Aku pertama kali masuk menjadi reporter sebuah majalah kampus, Aku mendapat tugas untuk melakukan peliputan sekaligus penulisan berita pada secarik kertas, dan kemudian yang terjadi hanyalah kekacauan. Semua pelajaran yang telah diberikan oleh senior-seniorku serasa hilang, otak ini tak mampu berpikir disaatku hendak menuliskan hasil liputanku, dan jadilah sebuah berita dengan penulisan yang buruk. Namun seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak peliputan semakin banyak penulisan, dan disaat itulah Aku sadari apa-apa saja kekuranganku dari mulai peliputan dengan menggunakan catatan ketimbang merekamnya lewat sebuah alat perekam hingga menulis berita langsung pada komputer ketimbang menuliskannya terlebih dahulu pada secarik kertas.
Dari sinilah keinginanku berkembang dari sekedar ingin menulis berita, Akupun ingin belajar mengenai penulisan naskah iklan. Ya..kuakui keinginanku kali ini agak sedikit terpengaruh dengan teman-temanku yang mayoritas mendalami dunia periklanan. Sok tau mungkin lebih tepatnya, hingga suatu keputusan kuambil ditengah masa kuliah untuk berpindah jurusan ke periklanan. Walau pada awalnya sempat ragu, namun karena banyak teman-temanku yang mendukung alhasil kuberanikan diri untuk melakukan praktek kerja lapangan disebuah perusahaan periklanan sebagai penulis naskah iklan (copywriter bahasa canggihnya). Entahlah setelah terjebur didalamnya ternyata Aku menikmatinya, walau kuakui sangat jauh berbeda dengan menulis berita atau naskah film, tapi entah ada suatu kebanggaan ketika melakukannya. Sesuatu yang menantang dan sangat sulit untuk mencapai kata puas dalam diriku hingga rasanya ingin kutenggelam lebih dalam, hingga akhirnya kumenemukan sesuatu yang kucari selama ini.
***
Akupun hampir sama dengan si itik buruk rupa ataupun si burung kecil, dimana setiap impian, setiap cita-cita, setiap keinginan, setiap usaha yang kulakukan terkadang kurang mendapat dukungan yang ada hanya kata-kata yang menjatuhkan. Meskipun demikian aku masih beruntung karena masih ada beberapa orang-orang yang mempercayai bahwa jika aku terus berusaha pasti akan berhasil. Dan itulah yang seolah menjadi beban tersendiri bagiku untuk tidak mengecewakan mereka. Namun dari kesemuanya, aku menyadari bahwa setiap keinginan tidak mungkin dapat terwujud dengan mudah, diperlukan usaha keras untuk mencapainya baik itu lewat kegagalan, sebuah pembelajaran, dan juga dukungan serta kepercayaan dari orang-orang terdekat. Tanpa itu semua, mungkin apa yang telah Aku dapatkan tidak akan berarti apa-apa.
No comments:
Post a Comment