Tuesday, December 29, 2009

Mati Rasa

Hitam. Putih. Abu-abu.
Entah dimana diri ini berada saat ini.
Dalam sebuah pilihan antara.
Hitam. Putih. Abu-abu.

Tersesatkah aku?
Tampaknya demikian.
Tubuh ini telah kehilangan jiwa.
Mata ini kehilangan pandangan.
Begitupun dengan hati ini, tak bisa lagi merasa.

Apakah aku ada?
Apakah aku nyata?
Apakah aku maya?
Siapa aku?

Tahukah kau siapa diri ini?
Dalam cermin tak terlihat bayang diri ku
Hanya kosong dan diri tak berjiwa

Sudah matikah aku?
tampaknya demikian

tubuh ini mati
Jiwa ini hilang
aku mati
mati rasa

aku kalah
aku menyerah
aku mati rasa

L.W

Wednesday, October 7, 2009

Gadis & Pria (1) Abu-Abu

Suatu hari di pertengahan bulan Agustus

Tak ada detik yang memperdengarkan detaknya. Semua terasa dingin dan kaku, ruang itu begitu lembab, semua terlihat samar-samar melalui berkas-berkas cahaya yang terpantul sayu dari riak-riak air yang menggenang… Gaungpun bisa selalu dengan setia menemani percakapan antara dua individu disana…

Ruang itu begitu kelabu, oleh karenanya disebut sebagai ruang abu-abu.

Gadis :“Katakan… katakan…dimana aku…?!?”

Pria : “Kau disini… bersama aku, Gadis…” (sambil menggenggam lengan gadis)

Gadis : (berusaha melepaskan diri dari cengkraman Pria) “Tidak… bukan itu… katakan dimana aku saat ini…?!? Katakan Pria… katakan dimana aku sekarang…?!?”

Pria : “harus berapa kali kukatakan padamu, Gadis. Kau disini bersamaku…”

Gadis : “Tidak Pria, kau tidak tahu dimana aku berada saat ini. Kau tidak tahu…”

Pria : “Sungguh Gadis… aku tak tahu dimana lagi harus menempatkan dirimu… disinilah tempat yang paling aman.”

Gadis : “AMAN…!!! Apa maksudmu dengan ‘aman’ Pria… ??? Tolong jelaskan padaku tentang rasa ‘aman’mu itu...”

Pria : “Ah sudahlah Gadis… tak usah kau ungkit lagi… aku lelah…”

Gadis : “LELAH???.,... Ooohh jadi setelah selama ini… kau merasa dirimu lelah...??? Kau salah Pria… aku yang seharusnya lelah dengan semua ini…!!!”

Pria : “Gadis… Gadis… dengarkan aku untuk sekali ini saja… tetaplah disini… sungguh… sungguh aku tak tahu dimana lagi harus menempatkan dirimu… semuanya abu-abu… semuanya samar Gadis… tolonglah kamu mengerti sedikit tentang semua ini…”

Gadis : “Ohh… Pria… sungguh egois sekali kamu sebagai seorang makhluk yang berkelamin pria. Picik sekali… kini kau minta aku tinggal dalam ruang abu-abu-mu… dan menunggu semua...??? menunggu…apa yang harus kutunggu lagi, menunggu… hingga kau memutuskan apakah itu hitam atau putih…”

Pria : “Maafkan aku Gadis… tapi hanya itu yang bisa kulakukan saat ini… tunggulah disini… tinggallah disini…”

Gadis : “tidak Pria… Tidak lagi… tidak untuk saat ini… putuskan sekarang dimana aku harus berada…”

Pria : “Bagaimana caranya Gadis… bagaimana caranya aku memutuskan… hati dan logika saja sudah saling berjalan berjauhan… lalu bagaimana bisa aku membuat keputusan?!?"

Gadis : “Aku juga tidak tahu bagaimana caranya Pria… hatimu, logikamu, pemikiranmu, adalah milikmu… hanya kau yang tau siapa dirimu… Sudahlah Pria…. Aku benar-benar lelah… ijinkan aku pergi dari ruang abu-abu ini…"

Pria : “Gadis dengarkan… dengarkan aku dulu Gadis… Lihat… Kau ada di sini, di ruang hati ini… tapi maaf, saat ini aku hanya bisa menempatkan kau di ruang abu-abu ini…”

Pria : “Gadis… tak bisakah kau lihat aku saat ini… lihatlah aku disini Gadis…,
Sungguh aku telah hilang dalam langit malam ini… semua terlihat abu-abu dalam pandangan ini… aku tak tahu dimana harus kupijakan kaki ini… dimana harus kutempatkan hati ini… yang kutahu hanya masa lalu itu… masa lalu itu masih ada di sini… dan aku tidak dapat memisahkan kau dari masa lalu itu dengan masa lalu lainnya… aku ingin kau menungguku disini… Gadisku… aku tahu kau lelah, begitu juga denganku… maafkan aku Gadis… aku sungguh tak tahu apakah aku mampu membawamu jadi bagian dari mimpiku akan masa depan… tunggulah aku disini Gadis….”

Gadis : “Hhhhh… sungguh… sungguh sangat egois sekali kamu, Pria… lagi-lagi kau minta aku menuggu untuk suatu kepastian yang kau sendiri tidak dapat pastikan…. lihat dirimu, Pria… LIHAT…!!! Dan tanyakan kedalam ruang hatimu yang terdalam… adakah aku yang selalu kau lihat pertama kali…"

Gadis : “Pasti bukan aku, bukan… kau sudah mengetahui hal itu, tapi mengapa kau masih mau menahanku disini…Pria… aku lelah menunggumu… aku lelah dengan ruang abu-abu ini… aku bosan berada diantara masa lalu dan masa depanmu…"

Pria : “Maaf Gadis… maafkan aku… maafkan aku… kumohon tunggulah aku… tinggallah bersama aku saat ini… bantu aku Gadis… kumohon padamu Gadis…"

Gadis : “Tidak Pria… tidak saat ini… maaf… maaf… tapi tidak kali ini… aku harus meninggalkanmu… maaf Pria, aku pergi…”



L.W.

Tuesday, October 6, 2009

UNDP for Women Voters 2009

Menjelang Pemilu 2009 lalu, UNDP membuat kampanye yang ditujukan untuk para voter wanita, khususnya remaja putri dan ibu-ibu rumah tangga.
Dan akhirnya setelah melalui proses "badai otak" bersama teman-teman satu tim, dan beberapa alternativ ide yang diajukan... Puji Tuhan, akhirnya tim kami keluar sebagai pemenang yang dipercayakan untuk mengerjakan materi kampanye tersebut, yakni dengan membuat iklan cetak dan radio sebagai media komunika
sinya.

Berikut hasil kerja kami.

Print Ad:

Title: Anak Bangsa

title : Pilihanmu

sedang untuk iklan radionya, kami membuat empat versi, 2 versi untuk remaja putri, sedang 2 versi lagi untuk ibu-ibu rumah tangga. (untuk menyimak dan mendengarkan)


Brains team:
HD : Renville Rizanul
CD : Gembong Pamungkas
AD : Dhanito
CW : Lidwina Windri

Thursday, September 24, 2009

Gadis Pelangi

Dialah gadis pelangi
Di wajahnya tersirat beribu macam warna…

Gadis pelangi dengan warna warninya

Berjalan menghiasi dan mewarnai bumi

Dia menari dan tersenyum

Tubuhnya begitu ringan, hingga anginpun dapat mudah membawanya terbang


Gadis pelangi berjalan menelusuri hari

Menatap mimpi dengan kasih

Menunggu hujan berhenti

Untuk kemudian dia menari

Menari diatas air… tak perduli awan hitam memayungi


Gadis pelangi hadir tak perdulikan hari

Hanya satu yang ia sadari

Bahwa akan ada selalu warna menghiasi diri

Untuknya ataupun untuk alam sendiri


Bagai sebuah lukisan yang penuh dengan warna…

Gadis pelangi melihat warna warni dunia

Melihat setiap warna dalam makna cinta

Meski cinta terkadang menghantarkan luka


L.W.

Kata

hai kata...
bolehkah aku berkata..

bukan sepatah atau dua kata...

tapi aku ingin berkata tentang cinta...


aku bukanlah seorang pecinta

juga bukanlah seorang pencerita

hanya saja ketika hati ingin berkata

maka hanya selalu ada satu kata

dan itu, cinta...


jujur aku sendiri tak mengerti artinya, kata

tapi mengapa, setiap kupejamkan mata

setiap kali mulut ini ingin berkata..

tiap detik itu juga, yang kudengar dalam detak

hingga malam menenggelamkan senja

maka hanya ada 'cinta' dan lagi-lagi cinta


Kata, marahlah padaku

katakan padaku bagaimana cara melupakannya

bagaimana cara membuang satu kata itu

katakan padaku apa yang harus kulakukan padanya


membuangnya? melepaskannya?

ide yang bagus, kata...

tapi bagaimana caranya??

hati ini dan cinta sudah begitu erat terikat

bantu aku menemukan cara lain...


Ohhh kata... aku lelah berkata karenanya

telah terlalu jenuh aku dibuatnya

tapi lagi-lagi hati tak bisa menampik keberadaannya


Kata, sudah gilakah aku karenanya?

Gilakah aku karena cinta?

kata... katakan padaku siapa itu cinta!

katakan padaku, kata...!!!


Tapi sudahlah, biarkan saja, kata...

cukup puas hari ini aku bisa berkata...

meski dalam tulis... hanya kamu, kata, yang bisa mengerti hati ini...


kata...

sampaikan saja padaNya...

bahwa aku mungkin sedang mencinta...

katakan... aku cinta akan dirinya...

dan terima kasih untuk cintanya...



L.W.


Tuesday, June 23, 2009

Separuh Jiwa

Disini ada luka yang terluka
Luka teramat dalam dan masih membekas.

Disini ada diam yang terdiam

Diam dalam separuh jiwa yang hilang


Disana dia berada, disisimu

Separuh jiwa masih berada di dekatmu

Taukah kau separuh jiwa itu disisimu?

Separuh jiwa yang masih setia menanti

Menanti untuk kau tersenyum kembali


Disini separuh jiwa menanti

Menantinya untuk kembali

Utuh dan sepenuhnya untuk lepaskanmu


Dalam diam dan sunyi kuhadirkan jiwa ini

Dalam tawa semu kukuatkan diri ini


Bukan karena tak berani melangkah

Atau bukan karena tak mau menjauh

Tapi lihatlah…

Inilah separuh jiwaku…

Kuhadirkan untukmu

Hadir dan memastikan kau kan kembali bersinar


Tak ada kata ataupun harapan berlebih

Separuh jiwa ini tulus disisimu

Ingin melihat terang dan senyum di wajahmu


Dan jika saat itu tiba…

Separuh jiwa kan kembali satu dalam jiwaku

Menemani ku dalam perjalanan selanjutnya…


Ya… inilah separuh jiwaku menanti senyummu…


Jogjaku

Jogjaku...
Dua kali ku berlari dari cinta
Dua kali kembali ku mencinta

Dalam tenangmu kutenggelamkan diri
Dalam damaimu kurasakan sendiri

Kudengar sunyi dan gemamu
Ada tawa di lukisan jiwamu
Goreskan warna dalam cerita

Jogjaku… tempatku berlari
Tempatku bersembunyi dalam sepi
Kau selalu menarikku kembali
Dari tepi masa lalu kau buang diri ini
Dari mimpi kau inginkan ku pergi

Jogjaku…
Dimanakah hatimu menyembunyikan cintamu
Diantara ruang dan liku jalanmu
Ku temukan dirimu dan dirinya
Dirinya yang milikmu
Namun hati ini mengingininya

Jogjaku…
Maukah kau berbagi cintamu untukku
Seorang anak dalam pencarian
Memohon akan cintamu

Jogjaku...
Adakah nanti pertemuan ketiga ku dan dirimu
Adakah kelak tempat untukku disana
Bersamamu... bersama Jogjaku...



Abu-abu

Terjebak dalam ruang dan waktu yang mengikat
Tak jua juga ingin lepaskan diri

Karena rasa begitu memikat


Berlari menjadi sulit

Langkahpun hal yang mustahil

Begitu pekat malam menemani

Begitu lekat bayangan menghantui


Sesak sudah nafas ini

Tersengau dalam hidup

Dan memaksa untuk mati


Kini hanya tinggal abu-abu

Tak adalagi hitam atau putih


Cahaya bercampur gelap

Sunyi berbaur ramai

Kemutlakan tak terjawab

Menjadi tanya haus jawaban


Haruskah merintih

Haruskah mengiba

Haruskah mati dahulu

Agar tak ada lagi jiwa yg penasaran

Hingga akhinya kesemuaan bersahabat nyata


Rindu

Orang bilang kau hayalan
Orang-orang bilang kau takkan jadi nyata


Mereka boleh bilang aku pengecut

Mereka bisa bilang aku pecundang

Mereka selalu bilang aku pemimpi


Tapi hari ini ingin ku-kan bilang pada mereka semua

Dan padamu juga…


“Aku rindu dirimu…

Jiwa ini terus memanggil namamu”


Meski terlambat sudah kukatakan ini padamu

Karena kini kutahu kau bukan untukku


Wednesday, May 27, 2009

Perfect Symmetry

We’ve got to know what we do right now
Sitting right here with our view sight

So quietly without a word to say


And I saw you deeply into your sight

See her smile to him

Act like she’s the perfect one to him

Him… that holding my hand now

She… the one that you want

Who always sent you her smile


So here we us in perfect symmetry

At the cross we find some chemistry

Try hard to covered all in mystery

And put us on this misery


I saw u see her perfectly

Without knowing I’m your side

Looking back at you


I saw you from here

Try to remember how you laugh

And every inside of you


U’r the one I look today and yesterday

The man who love to see her in front of me

Without knowing my eyes on you


Yeah.. here we are in perfect symmetry
At the cross we find some chemistry

Try hard to covered all in mystery

And put us on this misery


inspired from my friend story...

Tuesday, May 26, 2009

A laugh to love

That was not a good day to me
But U came and sat beside me


It was not a good time for me

But U were there accompanied me


Remembering that time, today

The day u brighten my day


It felt so warm

I feel so save


I see your laugh

And you make me laugh

The laugh that I ever had

The laugh that turn me back

Back in love


Yes… I still remember that day

I still remember your laugh


A laugh that make me being the happiest person

A laugh that coloring my day (by day)

A laugh that made me in love with you

A laugh that I ever seen again

Panggung Peri

Menatap tajam pada bayangan dalam cermin
Pantulan sempurna terlihat jelas di dalamnya

Ditemani dengan cahaya lampu temaram

Ia duduk terdiam


Gerak halusnya menjadikan sebuah lukisan

Lukisan indah pada wajah eloknya

Dia usapkan satu persatu warna warni riasan

Warna warni indah, menyenangkan dan menggoda


Kostum berwarna kuning keemasan ia pilih untuk malam ini

Bersama sayap kecil dibelakangnya dan tongkat kecil pasangannya

Rambut hitam telah tergelung setengah

Dan setengahnya ia biarkan berjuntai sempurna

Ditemani hiasan bintang-bintang yang bersembunyi dibeberapa bagian helai rambutnya.

Ia siap beranjak lepaskan dirinya untuk terbang


Dan kini, untuk kesekian kalinya, ia kembali menatap tajam bayangan di cermin itu

Bayangan cantik dan senyum semu terlihat disana

Kembali ia bertanya,”Siapakah aku?”

Matanya terpejam untuk kemudian terbuka dan meninggalkan sedikit cahaya di sana


Ketukan pintu kencang membangunkan ia sesaat

Telah tiba waktunya untuk menjadi sesosok peri

Peri penghibur lara bagi para penikmat wajah cantik

Juga senyum manis dan tubuh moleknya


Di atas panggung ia beraksi,

Menari sempurna dalam balutan kostum peri

Sambil sesekali ia gerakan tongkatnya pada lawannya dengan centil

dan tertawalah mereka dalam kegembiraan.


Dia biarkan mereka tertawa

Dia biarkan mereka terharu

Dia biarkan mereka berdiri, bertepuk tangan

Lalu melemparkan bunga ke atas panggung untuknya


Dalam perih ia terbang

Merintih sakit dan tak ada yang perduli

Sang peri kini dalam perih

Berjalan tertatih untuk mencari sebuah arti


Arti dari kehidupan yang ia jalani

Arti dari seorang diri

Arti dari mencintai

Dan dicintai


Tirai panggung telah turun

Cahaya lampu juga telah dimatikan

Tinggal ia sendiri dalam kesunyian

Melangkah dalam ruang jiwa yang kosong





Tuesday, March 10, 2009

Yes… Tonight, I smile for U

Tonight was so different
I can feel the wind kiss me gentle

See the moon smiling to the star
And let the rain whispered softly in my ear

It’s been a long time that we don’t talk each other
Just like a couple of years that I haven’t see u

Well I just want to U know…

U were so look different tonight


Not from your look tonight

Not from the clothes that u ware

Not from the gadget that u use it

Not from the way you sing and guitar that u played


Yes… I saw u were change

Yes… I feel u already back

Yes… I saw u were happy tonight

Yes… I know that u much much much better


Just try to saw u from the different side

And Thanks GOD u already release from that tight

Now I see U free from that pain

And become cheerful guy... tonight


Thanks to U for all scenes

Thanks for all smile that u shown

Yes…

Your smile… and your laugh… tonight…

The way u enjoy that night… tonight…

Yes… U makes me smile

Yes… Tonight, I smile for U


Monday, February 16, 2009

Ketika Ia Berucap

Tak pernah ku harap lebih ketika ku memberimu hadiah
Yang ku ingin hanya melihat senyummu saat itu

Tangan mungilmu yang menerima dengan halus
Bibir kecilmu yang kemudian tersenyum
Juga binar matamu saat itu…

Sungguhlah menghadirkan warna ceria untukku


Bahagia rasanya melihatmu tersenyum

Namun tahukah kamu…
Kaulah yang ternyata memberiku hadiah
Ketika bibir kecilmu mengucapkan sebuah kalimat
Itu adalah kalimat terindah yang pernah kudengar
Sederhana, jujur, dan terdengar sangat tulus


Tahukah kamu...
Doa yang kaulafalkan untukku

Sebuah doa terindah yang pernah kudengar dari seorang malaikat kecil

Masih kuingat hingga saat ini kata-kata yang kau ucapkan pagi itu

Terima kasih malaikat kecilku
...
Doamu benar-benar menghadirkan senyuman di wajahku
Terima kasih malaikat kecilku
...
Kau membuat perjalanan hidupku terasa ringan.


Dedicate to: Louisa, gadis kecil yang suka bermain di ruang kerjaku, "terima kasih untuk doanya ya..." :D

Perjalanan Pagi

Februari 14’2009
Hari ini… adalah suatu hari yang membawaku dalam sepenggal cerita baru dalam hidupku. Mungkin bagi beberapa orang cerita yang hendak kusampaikan ini adalah cerita biasa, tapi untukku… ini adalah suatu pengalaman yang membawaku dalam sebuah bentuk perasaan yang bercampur aduk, antara bingung, senang, gugup, ragu namun akhirnya membawaku dalam suatu senyuman. Pagi itu sengaja kupasang jamku untuk berbunyi membangunkanku, ada rasa ragu sebelum akhirnya kuputuskan untuk beranjak dari tempat tidurku dan bergegas menyiapkan diri pada suatu pertemuan dengan sekumpulan orang asing.

Jam 8 lewat, ku lajukan si vespa kecilku, Alfie menuju daerah Patiunus. Pagi yang cerah, udara yang menyegarkan menemani perjalananku pagi itu. Dari jauh telah terlihat deretan motor yang ber-(maaf) pantat semok itu, mulai dari yang tua hingga yang terbaru, semua berjejer rapi.


Dari seberang telah kulihat segerombolan pria dengan rompi tebal yang melindungi badan mereka. Beberapa ada yang telah kukenal sebelumnya, dan lainnya baru ku ketahui saat itu. Aku wanita sendiri di tengah gerombolan itu. Inilah wajah-wajah baru dalam hidupku, bila kuperhatikan sekilas mungkin umur mereka mungkin sekitar 25 hingga 40-an, beberapa kenalanku ada yang sudah menikah dan punya anak, dan lain-lainnya uhmmm… aku kurang mengetahuinya. Pagi itu kami, sekumpulan orang-orang yang menjadi pemilik dari satu atau beberapa vespa, berkumpul di Patiunus untuk sarapan bersama. Mulai dari serabi, lontong sayur, bakso, tapi pilihanku tetap pada semangkok bubur ayam yang lezat dengan ayam kampungnya yang tumpah ruah... Muanntapp..


Inilah sarapan keduaku bersama mereka, tapi ini adalah pertama kalinya aku berjalan-jalan dengan Alfie dan kawan-kawan hingga Monas. Ya aku dan Alfie bersama teman-teman baruku itu, berjalan menelusuri sepanjang jalan Sudirman, Thamrin, dan kemudian memutar balik di depan Museum Nasional hingga akhirnya kembali ke daerah selatan, Taman Barito jadi pemberhentian kami sejenak.


Jujur, ada perasaan takut, deg-degan, senang, dan entahlah suatu perasaan yang tidak dapat kuungkapkan. Inilah pertama kalinya aku touring, ya walau kecil-kecilan dan selalu tertinggal, tapi perasaan ini wahh… senangnya… menikmati perjalanan bersama Alfie.


Tidak puas sampai Taman Barito, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Parkir Timur Senayan. Matahari tampaknya merestui perjalanan kami pagi itu, dia banjiri hari ini dengan sinarnya hingga kering dibuatnya tenggorokan ini. Sesampainya di halaman belakang komplek kolam renang Senayan, kamipun istirahat sejenak, berbincang-bincang, mungkin ada sekitar satu jam kami disana sebelum akhirnya memutuskan untuk berpisah.
Sungguh perjalanan pagi yang singkat namun penuh warna. Entah harus mengucapkan apa tentang hari ini… “Terima kasih kawan-kawan dari vesbook, vesberry, atau campursari… terima kasih untuk perjalanan singkat di pagi hari ini, semoga kita bisa berjalan bersama-sama lagi… :D “