Tuesday, May 26, 2009

Panggung Peri

Menatap tajam pada bayangan dalam cermin
Pantulan sempurna terlihat jelas di dalamnya

Ditemani dengan cahaya lampu temaram

Ia duduk terdiam


Gerak halusnya menjadikan sebuah lukisan

Lukisan indah pada wajah eloknya

Dia usapkan satu persatu warna warni riasan

Warna warni indah, menyenangkan dan menggoda


Kostum berwarna kuning keemasan ia pilih untuk malam ini

Bersama sayap kecil dibelakangnya dan tongkat kecil pasangannya

Rambut hitam telah tergelung setengah

Dan setengahnya ia biarkan berjuntai sempurna

Ditemani hiasan bintang-bintang yang bersembunyi dibeberapa bagian helai rambutnya.

Ia siap beranjak lepaskan dirinya untuk terbang


Dan kini, untuk kesekian kalinya, ia kembali menatap tajam bayangan di cermin itu

Bayangan cantik dan senyum semu terlihat disana

Kembali ia bertanya,”Siapakah aku?”

Matanya terpejam untuk kemudian terbuka dan meninggalkan sedikit cahaya di sana


Ketukan pintu kencang membangunkan ia sesaat

Telah tiba waktunya untuk menjadi sesosok peri

Peri penghibur lara bagi para penikmat wajah cantik

Juga senyum manis dan tubuh moleknya


Di atas panggung ia beraksi,

Menari sempurna dalam balutan kostum peri

Sambil sesekali ia gerakan tongkatnya pada lawannya dengan centil

dan tertawalah mereka dalam kegembiraan.


Dia biarkan mereka tertawa

Dia biarkan mereka terharu

Dia biarkan mereka berdiri, bertepuk tangan

Lalu melemparkan bunga ke atas panggung untuknya


Dalam perih ia terbang

Merintih sakit dan tak ada yang perduli

Sang peri kini dalam perih

Berjalan tertatih untuk mencari sebuah arti


Arti dari kehidupan yang ia jalani

Arti dari seorang diri

Arti dari mencintai

Dan dicintai


Tirai panggung telah turun

Cahaya lampu juga telah dimatikan

Tinggal ia sendiri dalam kesunyian

Melangkah dalam ruang jiwa yang kosong





No comments: