skip to main |
skip to sidebar
Disini ada luka yang terluka
Luka teramat dalam dan masih membekas.
Disini ada diam yang terdiam
Diam dalam separuh jiwa yang hilang
Disana dia berada, disisimu
Separuh jiwa masih berada di dekatmu
Taukah kau separuh jiwa itu disisimu?
Separuh jiwa yang masih setia menanti
Menanti untuk kau tersenyum kembali
Disini separuh jiwa menanti
Menantinya untuk kembali
Utuh dan sepenuhnya untuk lepaskanmu
Dalam diam dan sunyi kuhadirkan jiwa ini
Dalam tawa semu kukuatkan diri ini
Bukan karena tak berani melangkah
Atau bukan karena tak mau menjauh
Tapi lihatlah…
Inilah separuh jiwaku…
Kuhadirkan untukmu
Hadir dan memastikan kau kan kembali bersinar
Tak ada kata ataupun harapan berlebih
Separuh jiwa ini tulus disisimu
Ingin melihat terang dan senyum di wajahmu
Dan jika saat itu tiba…
Separuh jiwa kan kembali satu dalam jiwaku
Menemani ku dalam perjalanan selanjutnya…
Ya… inilah separuh jiwaku menanti senyummu…
Jogjaku...
Dua kali ku berlari dari cinta
Dua kali kembali ku mencinta
Dalam tenangmu kutenggelamkan diri
Dalam damaimu kurasakan sendiri
Kudengar sunyi dan gemamu
Ada tawa di lukisan jiwamu
Goreskan warna dalam cerita
Jogjaku… tempatku berlari
Tempatku bersembunyi dalam sepi
Kau selalu menarikku kembali
Dari tepi masa lalu kau buang diri ini
Dari mimpi kau inginkan ku pergi
Jogjaku…
Dimanakah hatimu menyembunyikan cintamu
Diantara ruang dan liku jalanmu
Ku temukan dirimu dan dirinya
Dirinya yang milikmu
Namun hati ini mengingininya
Jogjaku…
Maukah kau berbagi cintamu untukku
Seorang anak dalam pencarian
Memohon akan cintamu
Jogjaku...
Adakah nanti pertemuan ketiga ku dan dirimu
Adakah kelak tempat untukku disana
Bersamamu... bersama Jogjaku...
Terjebak dalam ruang dan waktu yang mengikat
Tak jua juga ingin lepaskan diri
Karena rasa begitu memikat
Berlari menjadi sulit
Langkahpun hal yang mustahil
Begitu pekat malam menemani
Begitu lekat bayangan menghantui
Sesak sudah nafas ini
Tersengau dalam hidup
Dan memaksa untuk mati
Kini hanya tinggal abu-abu
Tak adalagi hitam atau putih
Cahaya bercampur gelap
Sunyi berbaur ramai
Kemutlakan tak terjawab
Menjadi tanya haus jawaban
Haruskah merintih
Haruskah mengiba
Haruskah mati dahulu
Agar tak ada lagi jiwa yg penasaran
Hingga akhinya kesemuaan bersahabat nyata
Orang bilang kau hayalan
Orang-orang bilang kau takkan jadi nyata
Mereka boleh bilang aku pengecut
Mereka bisa bilang aku pecundang
Mereka selalu bilang aku pemimpi
Tapi hari ini ingin ku-kan bilang pada mereka semua
Dan padamu juga…
“Aku rindu dirimu…
Jiwa ini terus memanggil namamu”
Meski terlambat sudah kukatakan ini padamu
Karena kini kutahu kau bukan untukku